Perayaan HUT ke-48 MAGABUDHI pada 3 Oktober 2024 di Pusdiklat Buddhis Sikkhādama Santibhūmi, Tangerang Selatan
YM Bhante Atthadhīro menyampaikan pentingnya untuk koreksi diri melihat ke dalam
Saṅghakamma Pembatalan Baddhasīmā Vihāra Vipassanā Giriratana, Gunung sindur – Bogor pada Jumat, 15 Maret 2024.
Dalam acara ini hadir 140 bhikkhu di sesi pagi dan 145 bhikkhu di sesi siang. Para bhikkhu yang hadir berasal dari Saṅgha Theravāda Indonesia, Bhikkhu tamu dari Thailand, dan Bhikkhu tamu lainnya dari dalam dan luar negeri.
Bhikkhu STI yang hadir antara lain Y.M. Bhikkhu Sri Paññavāro Mahāthera selaku Saṅghapāmokkha STI, dan Y.M. Bhikkhu Sri Subalaratano Mahāthera selaku Upa-Saṅghapāmokkha STI. Hadir pula Utusan Kepala Dhammayuyika Nikāya Y.M. Phra Dhammavajiramedhacarn
Rangkaian cara dimulai pukul 08.30 WIB, diawali dengan Namakāra Gāthā dan dilanjutkan dengan Saṅghakamma pembatalan Baddhasīmā yang dipimpin oleh Y.M. Phra Dhammavisuddhacarn Wat Bowon Nivet Viharn, Bangkok.
Pengertian dan Penjelasan terkait Upacara Baddhasīmā:
Sīmā-ghara atau Uposatha-ghara (Nama bangunan yang lebih dikenal di Indonesia) adalah bangunan yang dipergunakan oleh Saṅgha sebagai batasan dalam melakukan Saṅghakamma/Kegiatan Saṅgha (seperti pengulangan Patimokkha, Upasampadā Bhikkhu, ataupun upacara persembahan jubah Kaṭhina)
Sang Buddha sendiri menekankan sangha untuk memiliki kesiapan dalam melakukan Uposatha, Pavāranā, dan semua Saṅghakamma lainnya.
Kesiapan ini salah satunya ditentukan dengan kemudahan untuk berkumpul bersama di satu tempat yang sama.
Bhikkhu-bhikkhu yang tinggal di tempat yang sama harus berkumpul dan melaksanakan Saṅghakamma dalam batas/area tersebut.
Hal ini harus ditentukan oleh batas yang diketahui, yang disebut simā, yang terbagi menjadi dua jenis:
1. Batas yang ditentukan oleh Saṅgha itu sendiri, disebut Baddha-sīmā yang artinya batas yang diikat.
2. Suatu wilayah yang ditentukan oleh pemerintah, atau wilayah yang ditentukan dengan cara lain, disebut Abaddha-sīmā yang berarti batas yang tak diikat.
Sīmā adalah faktor penting dalam Saṅghakamma. Meskipun faktor-faktor Saṅghakamma yang lain sudah lengkap, namun jika faktor tersebut cacat melalui simā, maka Saṅghakamma tersebut tidak valid. Ini adalah peraturan ketat yang berfungsi untuk melindungi sāmaggī (kerukunan) Saṅgha.
YM Bhante Atthadhīro menyampaikan pentingnya untuk koreksi diri melihat ke dalam
Dhammadesana yang disampaikan oleh Y.M. Bhikkhu Atthadhīro Thera
Dalam Anusāsana-nya Bhante Atthadhīro, Thera menyampaikan 2 hal yang patut diingat sebagai seorang Pandita
Y.M. Bhikkhu Dhammiko Mahāthera menghadiri acara Pembinaan Majelis Agama Buddha Theravāda Indonesia
Turut hadir dalam kesempatan ini Y.M. Bhikkhu Dhammasubho Mahāthera, Y.M. Bhikkhu Saddhaviro Mahāthera
YM. Sri Subalaratano Mahāthera menyampaikan betapa hidup manusia di dunia ini memang tidak kekal adanya
Saṅghanāyaka Saṅgha Theravāda Indonesia menghadiri Silaturahmi Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama
Beliau menekankan bahwa toleransi bisa terjalin manakala setiap insan mememiliki pengetahuan luas