Dhammasākkacchā dalam Indonesia Tipiṭaka Chanting (ITC)

Dhammasākkacchā dalam Indonesia Tipiṭaka Chanting (ITC) & Āsālha Mahāpūja 2568/2024 pada hari Jumat, 12 Juli 2024.

Dalam kesempatan ini Dhammasākacchā dibuka dengan wejangan singkat yang diberikan oleh Most Venerable Samdech Prech Maha Ariyavongsa yang menjelaskan tentang kita sebagai buddhis mempratikan Dhamma bukan hanya untuk masa depan saja tetapi juga untuk kehidupan saat ini.

Buddha menyebut dengan hal tersebut sebagai Sati (kesadaran). Pelatihan kesadaran ini sangat bermanfaat bagi kita. Pelatihan kesadran saat ini membantu kita kembali ke jalan yang benar, serta dapat mempraktikan hal yang lebih efektif.

Kegiatan dilanjutkan dengan Dhammadesanā oleh Y.M. Bhikkhu Santacitto yang membabarkan mengenai Apaṇṇaka Sutta, Majjhima Nikāya (60) dimana sesuatu yang tidak dapat terbantahkan (Apaṇṇaka Dhamma) serta menumbuhkan keyakinan yang berdasar dengan analisa, logika, dan akal alasan dasar tertentu.

Sutta ini membahas tentang Dhamma yang dapat dipahami dan dipraktikan tidak hanya bagi para Pabajitta namun dapat dipahami juga oleh para perumah tangga. Kejadian ini menggambarkan pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berkelana dengan sejumlah Bhikkhu di daerah Kosal, akhirnya tiba di desa Sala.

Terdapat para perumah tangga Brahmana yang memiliki pandangan yang bertolak belakang. Sang Bhagava meluruskan bahwa pandangan yang salah merupakan awal dari segala tindakan yang mencakup pikiran, ucapan, serta perbuatan yang berlandaskan pandangan salah ini dapat menderita di kedua kehidupan, pertama di kehidupan sekarang dan juga kehidupan selanjutnya. Maka dari itu Sang Bhagava menegaskan bahwa kita dapat meyakini adanya karma serta buahnya karena berkaitan dengan kelahiran mendatang. Dhammasākkacchā diakhiri dengan Pelimpahan Jasa (Pattidāna) kepada mendiang Bpk. Daudy Gunadi, Bpk. Lie Harja Sigit dan Bpk. Liem Ming Po serta semua makhluk

Berita Lainnya