
Pembukaan Rapat Saṅghakārakasabhā III/2025 Saṅgha Theravāda Indonesia di Vihāra Karuṇādīpa, Palu, Sulawesi Tengah
Kegiatan ini dihadiri oleh 28 Bhikkhu Saṅgha dari berbagai daerah di Indonesia
Pūjā Bakti peringatan Āsāḷhā 2568 TB/2024 di Vihāra Mahāsampatti, Kota Medan, Sumatera Utara.
Minggu, 21 Juli 2024 telah dilaksanakan pūjā bakti peringatan Āsāḷhā dimulai pukul 09.09 WIB. Dalam kesempatan ini, turut hadir Y.M. Bhikkhu Indamedho dan Y.M. Bhikkhu Cirajayo. Ratusan umat Buddha juga hadir dan mengikuti pūjā bakti dengan khidmat.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, Y.M. Bhikkhu Cirajayo menyampaikan uraian Dhamma. Beliau menyampaikan bahwa peringatan Āsāḷhā merupakan salah satu dari empat hari besar di dalam agama Buddha yang tidak kalah penting dengan peringatan Trisuci Waisak. Hal ini karena peristiwa yang terjadi pada hari purnama di bulan Āsāḷhā menjadi momen awal mula Dhamma, yang memuat ajaran tentang jalan menuju akhir saṃsara dibabarkan oleh Sang Buddha. Peristiwa penting di Taman Rusa Isipatana itulah, untuk pertama kalinya, kepada lima orang petapa, Cakra Dhamma digulirkan di dunia.
Setelah kelima petapa tersebut mengerti dengan jelas Dhamma yang dibabarkan oleh Sang Buddha, mereka memohon untuk ditahbiskan menjadi Bhikkhu dengan ehibhikkhu upasampadā. Dengan demikian, Saṅgha, himpunan siswa mulia muncul pertama kali di dunia, sehingga Tiratana menjadi lengkap.
Y.M. Bhikkhu Cirajayo juga mengingatkan bahwa sumber segala penderitaan berasal dari diri sendiri, yaitu pada batin yang masih terjerat oleh taṇhā (kegandrungan), salah satunya terhadap kesenangan indria.
Bagi sebagian orang, dapat menuruti nafsu terhadap kesenangan indria adalah kebahagiaan. Namun demikian, Buddha menegaskan bahwa ada kebahagiaan yang jauh lebih luhur daripada menuruti nafsu indria, yaitu kebahagiaan yang muncul dari batin yang terbebas dari jeratan keinginan.
Bagi para bijaksanawan, dengan terbebasnya batin dari segala nafsu keinginan, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Demikianlah akhir dukkha yang sebenarnya. Dan, jalan untuk mencapai akhir dari penderitaan tersebut adalah Jalan Ariya Berunsur Delapan (Ariya Aṭṭhaṅgika Magga). Selamat memperingati Āsāḷha Pūjā 2568 TB/2024. Semoga berkah Tiratana senantiasa melimpah kepada kita semua. Semoga semua makhluk berbahagia.

Kegiatan ini dihadiri oleh 28 Bhikkhu Saṅgha dari berbagai daerah di Indonesia

Upacara kelulusan ini diikuti oleh 50 Mahasiswa Buddhis Universitas Prasetiya Mulya

Dhammadesana disampaikan oleh YM. Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera selaku Saṅghapamokkha Saṅgha Therāvada Indonesia.

Turut hadir Y.M. Bhikkhu Dhammakaro Mahāthera, dan Y.M. Bhikkhu Adhikusalo Mahāthera

Candi Sirimandira memiiki makna yang sangat dalam yaitu “Memancarkan Kemuliaan”.

Dalam kesempatan itu turut hadir Y.M. Bhikkhu Sucirano Mahāthera

Turut hadir Y.M. Bhikkhu Sujano Mahāthera dan Y.M. Bhikkhu Upasanto

Laporan Panitia disampaikan oleh Bapak Kevin Wu dilanjutkan sambutan oleh Dirjen Bimas Buddha